WELCOME TO MY BLOG

ini adalah blog pribadi yang memuat karya-karya saya

Rabu, 23 September 2009

.....

RUANG ETALASE HATI

Pintu senjaku lara di ambang rindu
Rasaku terselip di antara derak gerbang
Menanti ketukan jemarimu yang halus
Untuk kembali membuka rentetan cerita lalu

Cermin-cermin bening menengadah wajah
Pantulkan seribu bayang percintaan dari mata
Teramat sayu penuh pengharapan
Untuk butir-butir rindu yang membeku





MENCARI
(kepada tanah kelahiran)

Aku pergi dari tanah pertama
Yang mengenalkan segala filsafat hidup
Bersama dendam
amarah
duka
dan makian
sedang darah yang kuanggap tak lagi merah

sesampainya di tanah baru penuh kemegahan
Ku sentuh apa yang kutemui
mata
rasa
hati
dan tekad
tak semegah tanahku yang jauh
dimana hatiku tak mampu membunuh rindu




NAFAS HATI

Dia yang berdiam di atas
Tanah
Pasir
Dan dukaku
Adalah bagian tetesan jiwa
Yang menari bersama kata
Kata dan nafas dari hati

Ini kali aku berdiri
Di tengah malam untuk dikau
Membaca kerlip bintang,
Dan bentuk awan yang diukir purnama
Ada wajah cinta yang berkelana
Kemudian tersesat
Dan terpahat kembali dalam jiwa

Dan ketika sekelompok laron
Menggumuli bola lampu jalan
Yang menerangi sepi dan asmara
Aku tahu makna rindu yang terus membayang

Jumat, 11 September 2009

.......

setelah sama-sama kita saksikan kebiadaban pada selembar waktu
maka marilah kita bawa kemelut kehadapan sang pencerita
sembari menuang longsongan rasa yang tertampung sepanjang jalan
dari kelahiran hingga kini....

ingat...
kebisuan adalah kata-kata angin
kita hendaklah menceritakan makna agar tak menjadi alkisah di generasi nanti.
bila ada...

tak lagi berarti ketika kita memilih diam
atau dengan diam-diam melipat lembar kemarin yang khusyuk
yah....... lembar penuh kebohongan yang membumkam detak jantung pemerhati keadilan

cukup sudah jalanan kita sketsa dengan kegeraman
sebab ketika kepalan tangan tak mampu kita angkat, maka kata lawan dan kebebasan
hanya menghentikan detak jantung...

maret 2009

Dipasung Rasa

Dari serambi aku menatap kabut
Dan mencari cahya bintang yang mengisahkan dikau
Tapi yang terselip dingin dan hati yang meratap
Engkau jauh di atas harapan dan rasa yang terpasung

Seminggu ataukah selamanya musim senantiasa basah
Segalanya menua, juga bumi dan kenangan
Menenggelamkan bercak matahari dan sinar matamu
Dan debu pada pohon dan rumput tak lagi mengisahkan jejakmu

Samudera luas masih saja tenang membisu
Dan hatiku senantiasa merindu
Moga ada kabar kekasih terdampar dari sunyi dan kabut
Dan aku bertemu dalam pencarian hidup
Meski kutahu yang terapung itu di tanah jauh

2003

Yang Kurasa

Masih juga dirimu
Yang duduk didepan jendela kamar
Di rangkul lamunan kuning
Dan di sekelilingmu ilalang
Tumbuh meliar
Ada sesuatu dari kelampauan hari
Menggantung di dada
Di sisi kanan jantungmu

Adakah kenangan lain yang indah
Selain tentang cinta dan kasih
Adakah rasa lain yang sangat berharga
Selain cinta dan kasih
Adakah kehidupan yang sangat mulia
Selain di penuhi cinta dan kasih

Masih juga dirimu
Yang kulihat di waktu subuh
Saat aku terbangun usai ngigau namanya
Kau berlari tebarkan melati putih
Sampai di depan jendelaku
Disekelilingmu embun jatuh
Dan angin berhembus lembut dingin
Kemudian angin dan embun
Menoreh kenangan di matamu

Adakah tempat yang maha agung
Selain tempat ketika keadilan cinta kasih di puja
Adakah jalan yang lebih lurus
Selain jalan menuju cinta kasih
Adakah suara yang lebih indah
Selain suara hati penuh cinta kasih

Masih juga dirimu yang kunanti
Menebarkan kelangkaan rasa
Biar rasaku tak seperti kematian
Yang teramat pahit
Yang semakin dekat hinggap
Di jiwaku

2004

Sebuah Fragmen

Bumi pecah tiga dalam kepalaku
Dan langit menjadikannya tungku
Kau melintas menggaris matahari
Dan menjatuhkan bulan ke jiwaku
Lalu jemarimu yang halus meremas bintang
Meneguk cahyanya
Tanpa sisakan sedikit untuk kujadikan
Air mata

2004

Minggu, 06 September 2009

tatengkeng henrolds: minggu kelabu

tatengkeng henrolds: minggu kelabu

minggu kelabu

ELEGI PENCARIAN

Andai bumi ini datar
Maka istanamu bisa kupandang
Dari bilikku yang sepi pengunjung
Hatiku rapuh bertudung rindu temu,
Jiwa sedang terlantar di jalanan
Dewi cinta

Pesonamu yang bertandang di malamku
Bergayut di samping bulan
Bulan merah, bulan sedang terbakar sepi
Dan paginya kau berdiam
Di puncak bukit dan lembah
Penuh bunga
Sedang aku terengah mencari jejakmu

Andai bumi ini datar
Maka berjuta-juta sajak cinta
Kan kulayarkan menuju labuhanmu
Tapi kini di telaga ketakberdayaan
Perahuku dihempas kesenduan
Dan meninggalkan jejak di air
Yang bening sebening kisah
Kala keesokan pagi
Aku masih bisa menyentuhmu
Penuh cinta

Rabu, 02 September 2009

Dari Sepi Yang Itu

Sepi kali ini membawa mataku tertanam
Pada lembayung yang hinggap di atas laut
Ketenangan pun menjadi gelombang yang mendidih
Bebatuan pecah memancar ke dalam dada
Bahkan pasir pun berhamburan keluar dari pori
Aku terdampar di tepi asing

Tak ada siapa-siapa
Kecuali kesia-siaan yang terhempas pada ceruk dan karang
Tak ada yang menyapa ataupun mendesirkan sedikit pesan
tentang irama kebeningan embun
Atau membacakan sajak tentang kekuatan angin
Yang mampu menghentikan darahku berkelana panas
Di alam yang terbunuh sepi tanpa batas

Sepi kali ini bagai stasiun tua bawah tanah
Meninggalkan dan menghadirkan kenangan hari kemarin
Setelah bangku dipenuhi debu melumut
Dan dinding retak basah oleh air mata musim lampau
Aku terdampar di dalamnya
Menapaki rel tanpa tujuan

Apakah engkau tahu dan menjadi paham
Makna tetes keringat yang meleleh dijidatku
Dan seberapa kali kilir meremuk kakiku
Pada setiap senja yang hadirkan bayangmu
Dinyanyian burung laut atau deru kereta yang mendesing
Dan aku harus mengejarnya melintasi karang dan bebatuan
Juga di atas rel yang selalu berujung pada semu
sepi menelan wajahmu

2005

Selasa, 01 September 2009

perahan rasa

Senandung Anak Rantau
(kepada tanah kelahiran)

siau yang jauh….
kau ku rindu dalam laguku
senandung rindu kampung halaman tahanusangkara
barisan gunung dan bukit adalah barisan kesatuan
antara utara timur barat dan selatan

siau yang jauh….
kau kucinta dalam darahku
di dadaku kau tanamkan kata
somahe kaikehage pantuhu pakasalentiho,
di pantaimu nyiur melambai menyapa tantangan
dikedalaman biru
di punggung-punggung bukit semerbak aroma bunga pala
dan cengkih
jadikan simbol pulau ringgit yang kaya raya

siau yang jauh….
selalu kulantunkan kepada sang pencipta sebaris kaliomaneng
agar kau tetap negeri religius penuh syukur pada genghona,
di tanahmu menara-menara gereja
dengan agungnya tegak berdiri
warisan injil suci pengembara-pengembara negeri barat

2005


Malam di sebuah gereja

Air mata yang tumpah
Di lukis dinding putih
Air mata
Kekhawatiran
Kesedihan
Kehilangan
Dan semua bentuk duka.

Seorang perempuan
Di barisan kursi dalam gereja
Doanya tanpa kata
Untuk rasa di jiwa.

Aku termangu
Kurasakan getar hatinya,
“kaki dan tangan ada bekas luka
juga tusukan di lambung kanan-nya”

Perempuan menatap salib hitam
Hening

Kudekati ia lewat doa,
“tuhan, demi kasih-mu
hapus bersih kegalauan hatinya
di hari ini

2005