RUANG ETALASE HATI
Pintu senjaku lara di ambang rindu
Rasaku terselip di antara derak gerbang
Menanti ketukan jemarimu yang halus
Untuk kembali membuka rentetan cerita lalu
Cermin-cermin bening menengadah wajah
Pantulkan seribu bayang percintaan dari mata
Teramat sayu penuh pengharapan
Untuk butir-butir rindu yang membeku
MENCARI
(kepada tanah kelahiran)
Aku pergi dari tanah pertama
Yang mengenalkan segala filsafat hidup
Bersama dendam
amarah
duka
dan makian
sedang darah yang kuanggap tak lagi merah
sesampainya di tanah baru penuh kemegahan
Ku sentuh apa yang kutemui
mata
rasa
hati
dan tekad
tak semegah tanahku yang jauh
dimana hatiku tak mampu membunuh rindu
NAFAS HATI
Dia yang berdiam di atas
Tanah
Pasir
Dan dukaku
Adalah bagian tetesan jiwa
Yang menari bersama kata
Kata dan nafas dari hati
Ini kali aku berdiri
Di tengah malam untuk dikau
Membaca kerlip bintang,
Dan bentuk awan yang diukir purnama
Ada wajah cinta yang berkelana
Kemudian tersesat
Dan terpahat kembali dalam jiwa
Dan ketika sekelompok laron
Menggumuli bola lampu jalan
Yang menerangi sepi dan asmara
Aku tahu makna rindu yang terus membayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar